Dulu, saya banyak sekali menggunakan media online dalam proses healing pasca huru-hara rumah tangga. No, bukan berarti saya update status atau ‘nyampah’ secara online. Tapi lebih ke gimana saya menggunakan hobi menulis untuk menumpahkan semua rasa yang bikin dada sesak dan bahu terasa berat.
Ada banyak tulisan saya yang belum sempat saya pindahkan ke ‘rumah’ baru ini, ada juga yang saya tulis online tapi hanya untuk saya baca sendiri.
Dulu itu Instagram belum ada. Facebook sudah ada tapi ya biasa aja, bukan media yang tepat buat saya. Jadi ya emang lebih banyak nulis di blog pribadi yang sayangnya nggak bisa saya pertahankan ekistensinya karena kemarin nggak keurus tapi terus mengeluarkan biaya operasional. Terpaksa deh saya tutup.
Fast forward sudah 10 tahun lebih sejak saya resmi bercerai. Saya masih suka nulis walaupun lebih banyak untuk blog Single Moms Indonesia, untuk Instagram SMI juga. Instagram saya sejujurnya pun keteteran. I tried tho untuk posting hal-hal yang dapat menguatkan sesama teman-teman Ibu Tunggal seperjuangan.
Nah, malam ini saya dapat DM di akun Instagram saya yang bikin hati saya terasa penuh.
Pesan singkat itu berisi: “Terima kasih untuk semua postingannya, Ka. Sangat membantu aku untuk melewati masa sulit setelah bercerai. Aku jadi mulai percaya diri lagi ❤”
Awww…
Ada satu bentuk kebahagiaan and fulfilment jiwa setiap kali saya mendapati pesan-pesan seperti ini. Rasanya semua lelah mengelola komunitas (yang datang dengan segala drama-nya!) terbayarkan lunas.
Rasa yang sama setiap kali ada anggota SMI yang berbagi testimonial bagaimana komunitas kami berhasil membuat mereka merasa berdaya, merasa tidak lagi sendiri. Legaaaa banget rasanya.
Sulit buat saya untuk menggambarkan rasa itu karena bukan maksud hati untuk riya atau pamer tapi terkadang setelah menjalani ‘peran’ sebagai single mom selama 10 tahun dan mengelola SMI selama 6 tahun yang memang sudah jadi semacam panggilan jiwa, kadang semua saya lakukan karena ya sudah terbiasa. Terbiasa berbagi, terbiasa ingin mengajak semua Ibu Tunggal untuk bangkit.
Tapi percaya lah, setiap kali ada pesan masuk seperti itu, hati saya tersentuh banget. It renewed my energy to keep doing what I’m doing. To know that what I do matters. Kalimat itu jadi semacam validasi untuk saya terus mengembangkan SMI.
Terima kasih sudah menghargai yang saya share ya.