Kenapa Ibu Tunggal Perlu Dukungan?

Kenapa Ibu Tunggal Perlu Dukungan?

Kenapa sih Ibu Tunggal perlu didukung? Kenapa Single Moms Indonesia sangat menitikberatkan program-program kami untuk pemberdayaan?

 

Coba kita bahas ya.

Faktanya Ibu Tunggal di Indonesia masih termasuk kaum termaginalkan. Masih banyak yang beranggapan bukan masalah besar dan nggak penting.

Padahal dari jutaan Ibu Tunggal di luar sana (yang menurut data tahun 2016 jumlahnya 7 juta di Indonesia dan pasti sekarang sudah jauh lebih tinggi) ada tanggung jawab beban masa depan yang besar. Berapa banyak anak-anak mereka yang harus dibesarkan sendiri? Anak-anak yang seharusnya jadi harapan penerus masa depan negara ini.

Nah, dari sisi ini aja seharusnya Ibu Tunggal mendapatkan perhatian. Bukan, bukan lalu ditawari untuk menikah lagi karena pernikahan itu bukan solusi masalah hidup!

Ibu tunggal di Indonesia tuh terpapar banyak sekali permasalahan yang berlapis.

  1. Dari dalam dirinya sendiri. Produk patriarki negara ini menempatkan perempuan sebagai warga ‘kelas dua’ dalam hidup. Kebanyakan jika terjadi perceraian maka pihak yang akan paling sering disalahkan adalah perempuan. Beban mental ini banyak sekali membuat perempuan hancur secara emosional dan mental. Tidak sedikit yang bertahan mati-matian walau pun batinnya sebenarnya sudah sangat tidak bahagia. Nanti kalau cerai disalahin keluarga dan lingkungan. Lalu setelah cerai bayangan ‘kegagalan’ ini menghancurkan rasa percaya diri mereka. Mereka merasa gagal sebagai perempuan.
  2. Tantangan ekonomi. Banyak sekali Ibu Tunggal yang harus mulai dari nol pasca perceraian/perpisahan. Anak harus dikasih makan, biaya pendidikan juga harus jadi beban. Bayangkan harus menanggung ini sendiri apalagi kalau mantannya ‘raib’ nggak ada tanggung jawab?
  3. Belum lagi masalah dari luar. Budaya tadi yang sering kali menyudutkan janda bikin banyak Ibu Tunggal terkukung stigma negatif. Dijadikan bulan-bulanan konten di media sosial. Dianggap otomatis semua janda itu adalah perempuan gampangan. Dituduh bakalan jadi pelakor. Banyak lah stigma ini. Terkadang secara tidak sadar banyak Ibu Tunggal yang jadi meng-auto-stigma-kan dirinya sendiri karena setiap langkah yang mau dia ambil banyak yang ketakutan duluan “Apa kata orang?”. Seperti lingkaran setan emang masalah ini.
  4. Keraguan dalam menjalankan peran sebagai orang tua tunggal. Faktanya, hanya sedikit Ibu Tunggal yang berhasil menjalankan co-parenting di Indonesia. Kebanyakan, harus berjuang seorang diri mendidik anak-anak mereka dan jadi tulang punggung keluarga. Bagaimana mereka bisa jadi Ibu yang baik untuk anak-anak kalau mereka sendiri belum sanggup untuk berdiri di atas kakinya? Yang ada banyak ‘warisan’ luka batin yang secara tidak sadar diturunkan dan bisa berdampak negatif untuk generasi berikutnya.

Bayangkan 4 masalah di atas yang sering dihadapi Ibu Tunggal?

Kami sebagai komunitas sangat prihatin melihat kondisi ini. Itu lah sebabnya sejak tahun 2009 kami rutin mengadakan beragam kegiatan untuk pemberdayaan Ibu Tunggal.

Bukan kegiatan bagi-bagi uang karena menurut kami, jauh lebih penting untuk membagikan ilmu yang bisa digunakan untuk membangun kembali hidup Ibu-Ibu Tunggal ini.

Tapi dari perjalanan selama hampir 8 tahun ini, kondisi emosional dan mental ini sangat perlu dibenahi dulu sebelum Ibu-Ibu ini menerima ilmu untuk bangkit dan berdaya. Bagaimana mereka bisa belajar dan mempraktekkan ilmu-ilmu yang kami bagikan kalau secara emosional mereka belum berdamai dengan masa lalu? Tidak ada seorang pun yang bisa bangkit dan berdaya kalau masih terus merasa dirinya adalah korban keadaan.

Memang permasalahan hidup Ibu Tunggal ini sangat kompleks. Itu sebabnya SMI butuh dukungan banyak pihak. Kami tidak bisa menyelesaikan masalah hidup anggota kami satu per satu. Tapi paling tidak kami punya beragam program untuk membantu mereka.

Kita bantu mereka untuk membenahi luka batinnya. Ibarat mau menanam benih baik, lahannya harus disuburkan dulu, dibajak, harus digemburkan, diberi pupuk biar sehat sebelum ditanam sesuatu yang akan membuahkan hasil baik.

Lalu masih kah merasa bahwa masalah Ibu Tunggal ini sebagai hal yang nggak penting? Padahal ada masa depan anak-anak bangsa yang perlu jadi kepedulian semua pihak.

Semoga tulisan saya ini bisa sedikit membuka mata lebih banyak orang untuk tergerak dan membantu Ibu-Ibu Tunggal di Indonesia.

Kalau kamu mau mendukung SMI, silakan bisa hubungi saya ya. Kami percaya niat baik akan selalu menjadi berkah untuk semua orang.

Spread the love

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *