Tentang Facebook Community Leadership Program

Sudah sebulan lebih sejak saya kembali dari kick-off event Facebook Community Leadership Program di kantor pusat Facebook tapi baru sekarang saya sempat duduk dan berbagi cerita.

Tentang Facebook Community Leadership Program

Rasanya memilah-milah apa yang saya alami di sana makan waktu lama banget yah. Sampai postingan ini ditagih Kak Zata hahaha. Banyak sekali kejadian yang mesti saya proses dan olah di dalam diri sendiri. Ditambah sejak kembali dari Silicon Valley, PR saya banyak banget hahaha.

Nah, mungkin saya mulai dengan cerita awal muasal saya bisa sampai ke kantor Facebook yang luar biasa keren itu ya.

FCLP itu

apaan sih? Mungkin masih banyak yang belum tau. Pada dasarnya, FCLP ini adalah suatu insiatif baru dari Facebook dalam mendukung pengembangan komunitas dari segala penjuru dunia. Di dalam program berdurasi setahun ini partisipan (atau juga yang disebut sebagai Fellows) akan mendapat pelatihan, bimbingan juga pendanaan untuk program kerja komunitas masing-masing. Info lebih lanjut dapat dibaca langsung di websitenya ya.

Awal Facebook Community Leadership Program

Jadi sekitar awal Mei yang lalu saya melihat salah satu teman di Facebook yang share postingan tentang FCLP. Penasaran saya klik dan baca-baca

.

Coba ah…” waktu itu saya mikirnya cuman begitu dan saya lengkapi formulir pendaftarannya beberapa hari sebelum deadline.

Sebulan lebih berlalu sebelum saya terima email dari panitia FCLP untuk video call interview bareng tim mereka dari kantor pusat Facebook di California. Interview-nya di schedule-kan untuk tanggal 1 Juni. Sambil nunggu interview itu saya deg-degan banget. Bakalan ditanyain apa aja yah?

Hari interview tiba dan di Jakarta siang, di sana malam. Prosesnya lebih seperti ngobrol sih karena saya diminta untuk menceritakan soal komunitas kami Single Moms Indonesia. Karena memang saya passionate banget jadi rasanya nggak kerasa hampir sejam saya berbagi kisah bagaimana awalnya SMI terbentuk sampai struggles yang dihadapi members kami.

Akhir Juni, saya terima email lagi dari panitia yang meminta persetujuan saya supaya mereka dapat melakukan background check. Seminggu lebih prosesnya lalu ada email lagi yang meminta saya bikin video berdurasi 2 menit yang menjelaskan kenapa komunitas kita perlu didukung Facebook.

Duh, mendadak mules kan. Saya sebenarnya introvert yang lebih betah kerja di belakang layar jadi urusan ngoceh di depan kamera jujur saya merasa kurang PD. Waktu yang diberikan juga nggak banyak. Deadline tanggal 3 July 2018, video sudah harus di submit.

Oh ya, selama proses ini saya juga terikat non-disclosure agreement lho. Yang artinya, saya nggak bisa share prosesnya dengan komunitas sendiri apalagi posting-posting di Facebook. Ya, iya lah namanya juga masih proses kan.

Tapi untuk urusan video ini saya terpaksa minta bantuan adik saya yang emang sudah biasa bikin video. Tantangan terbesarnya tuh memadatkan konten message ke dalam video yang hanya boleh berdurasi 2 menit. Wah, untung banget adik saya jago ngedit videonya jadi video awal yang kami shoot berberapa kali retake bisa dipadatkan sesuai ketentuan.

Lucunya, waktu proses shooting ini karena saya minta outdoor supaya dapat natural lighting, keponakan saya yang waktu itu berumur 2 tahun dan 5 tahun berseliweran sambil main di luar. Suara keponakan saya yang kecil sempat terekam saat dia dengan semangat memanggil saya “Mamo…Mamo…” sambil berceloteh riang gembira (Catatan: Mamo itu nama panggilan keponakan-keponakan kesayangan untuk saya yang adalah singkatan dari Mama Oyen) Awalnya, adik saya merasa terganggu dengan ‘backsounds‘ ini tapi kata adik ipar saya “Justru ini lah portret single mom yang sesungguhnya.” jadi suara keponakan saya tidak diedit dan dibiarkan menjadi bagian dari video yang saya submit untuk tahapan berikutnya hahaha. Sayangnya, videonya belum boleh saya bagikan, mungkin nanti ya.

Setelah saya submit, lama banget rasanya tidak ada kabar dari panitia. Saya malah sampai sempat berpikir “Wah, sudah sampai ketahap bikin video saja saya sudah bersyukur! Terima kasih semesta.

And life goes on…

or so I thought!

Menang Fellowship Facebook Community Leadership Program

Waktu itu saya sedang bekerja di Asian Games 2018, kondisinya saya sedang menginap bersama salah satu teman yang juga member SMI. Kami sama-sama bertugas sebagai freelance staff di Media Center. Bagun pagi-pagi seperti biasa saya menyalakan handphone.

O

MG…OMG…OMG!!!” Saya menjerit dan menangis setelah membuka email yang bagian atasnya berisi:

Congratulations! You’ve been selected as a Fellow for the Facebook Community Leadership Program.

Otomatis teman sekamar saya panik “Mah, kenapa????” dia hampir loncat dari tempat tidurnya sangking kaget dan khawatirnya.

Butuh beberapa menit buat saya untuk menenangkan diri dan memaksa teman ini untuk tutup mulut rapat-rapat. Bersumpah supaya tidak berbagi kabar luar biasa ini ke siapa pun. Yah, mau bohong gimana dia jelas-jelas melihat saya jejeritan dan menangis. Akhirnya kami berdua saling bertangisan hahaahaha, dasar Pisces!

Setelah pemberitahuan dari email itu rasanya makin susah tutup mulut yah, tapi emang itu kewajiban kami untuk diam sampai Facebook melakukan pengumuman resmi yang mereka lakukan di Social Good Summit di New York City pada tanggal 23 September 2018 dan tayang di Newsroom Facebook.

Serunya, sebelum pengumuman keluar, kami para founders sudah terlebih dahulu dicemplungin ke dalam satu group Facebook khusus yang rahasia. Oh ya, total Fellows ada 115 orang termasuk saya dari 46 negara. Ada 5 Residents yang terpilih, juga ada Youth Fellowship. Pertemanan antar benua pun terjalin sebelum kami bertatap muka di kantor Facebook.

Sungguh rasanya nggak percaya komunitas kami yang masih tergolong seumur jagung ini terpilih oleh Facebook dan dianggap sebagai komunitas yang membawa positive changes di masyarakat. Butuh waktu buat saya ‘mencerna’ kabar gembira itu apalagi setelah pengumuman resmi dan saya menerima banyak ucapan selamat dari teman-teman juga keluarga. Melihat foto saya berdampingan dengan Mbak Septi Peni dari Institut Ibu Profesional rasanya seperti mimpi.

Hebatnya, coba lihat infografis di bawah ini. Program FCLP ini berasal dari 46 negara tapi 70% pesertanya adalah perempuan. Way to go, to empower women! Keren yah?

Selanjutnya? Seluruh peserta diterbangkan ke kantor pusat Facebook di Menlo Park, California untuk pertemuan pertama dari 3 kali pertemuan yang memang dijadwalkan selama setahun program FCLP. Mau tau kayak apa keseruannya? Stay tuned yah, nanti ceritanya saya lanjutkan lagi.

Spread the love

15 thoughts on “Tentang Facebook Community Leadership Program

  1. zata Reply

    iniii cerita yang aku tunggu-tungguuuu…

    Selalu bangga sama dirimu Yeeeennn…

    Btw, wajar sih kalo sampe 70 persennya perempuan, aku juga merhatiin, di mana2 yg seneng ikut komunitas memang kebanyakan perempuan yah, hihihi..

  2. Sekar Reply

    iiiih asik amat sih mbaaak… kujadi kepo kaan pengin ikutan juga jadinya. Pasti banyak dapat insight keren deh di sana. Selamat selamaaaat!!

  3. Wian Reply

    Ah kereeeeeennn mba. Keren banget!!! Penasaran sama cerita selanjutnya. Dan ak baru tau loh mba tentang komunitas ini.

  4. Endah Kurnia Wirawati Reply

    wahh saya bacanya aja ikut senang banget euy. benar-benar kerasa perjuangannya. Sesama pisces emang empathy tinggi ya. *nyambung-nyambungin.. hahaha*
    sukses selalu buat komunitas Single Mom Indonesia ya.
    kalian ibu-ibu yang hebat!

  5. Endah Kurnia Wirawati Reply

    Wah luar biasa ya perjuangannya buat mengikuti program ini. Apalagi pasti gatel banget pengen update status tapi gak boleh.
    hehehe.
    Sukses terus buat komunitas Single Mom Indonesia nya ya mbak.
    kalian ibu-ibu hebat!

  6. Kurnia amelia Reply

    Aku sangat bangga banget sama kamu mba Oyenn,, bangga juga sebagai anggota komunitas single moms Indonesia ,, disana banyak wanita super yang hebat.

Leave a Reply to Endah Kurnia Wirawati Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *